KOMPAS/TIMBUKTU HARTHANA Pemandangan gugusan pulau di Wayag, yang merupakan jantung dari wisata Raja Ampat, di Papua Barat, Minggu (23/10). Selain menyelam, wisatawan dapat menikmati keindahan bawah laut dengan snorkeling atau sekadar berenang. Tidak hanya itu, fauna endemik seperti burung cenderawasih dan maleo dapat diamati di sini.
Sementara kota dengan pelayanan terbaik diraih Kota Malang. Di peringkat kedua, lagi-lagi diraih Denpasar.
Lalu, apakah obyek wisata yang menjadi tujuan wisata terfavorit? Kembali Raja Ampat dan Bali disebut. Tiga obyek wisata tersebut antara lain Pantai Waisai yang berada di Raja Ampat, Tanah Lot di Tabanan, Bali, dan Jatim Park, Malang.
Bali kembali disebut karena memenangi penghargaan Provinsi Terbaik dalam Pengembangan Pariwisata. Selain Bali, penghargaan yang sama diraih DKI Jakarta dan Yogyakarta. Penghargaan Khusus Pariwisata diberikan kepada Kota Sawahlunto dan Provinsi Bangka Belitung.
Kategori yang disurvei dalam ajang Indonesia Tourism Award 2011 meliputi kabupaten/kota terbaik dalam layanan wisata, kota tujuan wisata favorit, dan obyek wisata favorit. Adapula penghargaan yang dipilih berdasarkan kompetisi program, yaitu pemerintah provinsi yang paling berkomitmen terhadap pengembangan pariwisata.
Selain itu, juga terdapat penghargaan untuk industri penunjang pariwisata terbaik yang dibagi dalam subsektor, antara lain hotel berbintang, maskapai penerbangan, biro perjalanan wisata, taksi, restoran, golf, spa, dan mal. Khusus untuk hotel, golf, spa, biro perjalanan wisata, dan restoran berdasarkan penjurian.
Majalah SWA bertindak sebagai penyelenggara survei. Survei dilakukan di 25 kota. Kota-kota yang terpilih merupakan daftar kota dengan pendapatan domestik regional bruto (PDRB) di bidang pariwisata terbesar.
Selain survei, juga dilakukan focus group discussion (FGD). Ada 60-90 wisatawan yang kita survei di setiap kota, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara.
Ke-25 kota tersebut adalah Belitung, Batam, Badung, Bandung, Bogor, Cirebon, Denpasar, Jakarta, Malang, Makassar, Manado, Padang, Palembang, Pekanbaru, Tanah Toraja, Lombok Barat, Raja Ampat, Sawahlunto, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Tangerang Selatan, Samarinda, dan Medan.
Survei dilakukan terhadap 1.500 wisatawan yang terdiri atas 1.350 wisatawan Nusantara dan 150 wisatawan mancanegara. Juga melibatkan 100 responden dari kalangan profesional dan eksekutif. Aspek yang dinilai antara lain kebersihan, informasi wisata, kewajaran biaya, promosi, keragaman obyek, keamanan, keunikan obyek, dan keramahan.