Gletser Mendenhall, Juneau, Alaska
Fakta itu merupakan hasil penelitian International Center for Integrated Mountain Development (Icimod), sebuah organisasi yang berbasis di Kathmandu, Nepal. Sebanyak 3 laporan menyangkut hasil riset tersebut dipresentasikan pertama kali di UN Climate Talk di Durban, Afrika Selatan, Minggu (4/12/2011).
Icimod melakukan survei pada 10 lokasi berbeda dan menemukan fakta bahwa gletser di seluruh lokasi yang diteliti mencair. Pencairan mengalami percepatan dalam 10 tahun terakhir, terutama tahun 2002-2005.
Ilmuwan memperingatkan bahwa Himalaya adalah "kutub ketiga" yang jika mencair akan berkontribusi pada kenaikan permukaan air laut. Pencairan gletser juga akan merugikan masyarakat yang hidup di bawahnya dan berpotensi mengakibatkan kekeringan di Asia.
"Wilayah Hindu Khus Himalaya adalah raksasa lunak. Terlihat mengagumkan, wilayah itu adalah salah satu yang paling sensitif di dunia," kata David Molden, Direktur Icimod, seperti dikutip AFP, Senin (5/12/2011).
Sampai saat ini, belum ada data spesifik tentang jumlah, area, dan status terkini di seluruh wilayah Himalaya. Diprediksikan, jika emisi gas rumah kaca berlangsung tanpa pengurangan, gletser akan menghilang tahun 2035.
Menanggapi laporan tersebut, Rajendra Pachauri, Chairman Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) mengungkapkan, "Laporan ini memberikan dasar dan informasi di lokasi spesifik untuk memahami perubahan iklim di salah satu wilayah yang paling rapuh di dunia."
Pada saat yang sama, penelitian ini juga kembali menegaskan pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca lewat berbagai tindakan, mulai menjaga hutan hingga mengurangi pemakaian bahan bakar fosil.
sumber: http://sains.kompas.com/read/2011/12/05/18515156/Seperlima.Gletser.Himalaya.Mencair